Pernahkah Anda membayangkan bagaimana seseorang yang menempuh magang kerja ke Jepang, kemudian pulang ke Indonesia dan memilih jalur bisnis yang sama sekali berbeda yaitu peternakan ayam, lalu berhasil mencetak omzet miliaran rupiah? Kisah ini bukan sekadar inspirasi, melainkan juga bukti bahwa mental, etos kerja, dan keberanian mengambil risiko bisa mengubah arah karier secara dramatis.
Dalam video wawancara bersama Ikatan Pengusaha Kenshusei Indonesia (IKAPEKSI), seorang pengusaha peternakan ayam dari Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mengisahkan perjalanan usahanya. Ia memulai sejak tahun 2009 dengan hanya 3.000 ekor ayam broiler, dan kemudian berkembang hingga 70.000 ekor dalam satu siklus perlakuan. Dari usaha aspek material seperti pasir dan batu bata, ia beralih ke peternakan ayam dan akhirnya spesialisasi pada ayam pejantan, yakni ayam konsumsi yang dibesarkan hingga berat 2,5-3 kg. Transisi tersebut menandai keberanian keluar dari zona nyaman untuk menyambut peluang yang lebih besar.
Kunci Keberhasilan & Pelajaran Bisnis
Beberapa faktor penting dari kisah ini:
- Etos kerja dan mental pantang menyerah: Pengusaha tersebut menyebut bahwa etos kerja Jepang yang ia temui selama magang membekali dirinya dengan mental juara — kegagalan pun dianggap bagian dari proses menuju sukses.
- Inovasi dalam fasilitas peternakan: Ia memperkenalkan kandang klosor (semi tertutup) dengan pendingin dan blower di Jawa Tengah, sebagai salah satu pertama yang menerapkan model tersebut di wilayahnya.
- Skala bisnis yang progresif: Dari 3.000 ekor pada awalnya hingga 70.000 ekor sebelum pandemi, menunjukkan bahwa skala produksi yang tepat bisa meningkatkan margin dan kapasitas pasar.
- Fokus pasar lokal dan spesialisasi: Produk diarahkan ke pasar rumah makan dan konsumsi lokal langsung — bukan hanya pasar besar atau ekspor — dengan spesialisasi ayam pejantang untuk konsumsi berat 2,5-3 kg.
- Manajemen risiko & operasional: Tantangan seperti listrik yang tak stabil, kematian ayam akibat gangguan listrik atau blower mati dijadikan perhatian utama. Hal ini mengingatkan bahwa bisnis peternakan memerlukan kesiapan operasional yang matang.
Tantangan & Mitigasi
Bisnis peternakan ayam tentu tidak tanpa tantangan. Pada tahap awal, pembiayaan menjadi hambatan pengusaha ini mengandalkan perbankan untuk membuka kandang. Pasca pandemi juga muncul tekanan pasar dan biaya input yang meningkat. Untuk menghadapi itu, mitra dan kemitraan menjadi salah satu solusi, serta pengelolaan kandang dengan sistem tertutup untuk efisiensi dan stabilitas produksi.
Pesan untuk Calon Pengusaha
Bagi Anda yang ingin menekuni bisnis peternakan atau usaha lain yang scalable, beberapa pesan kunci:
- Berani nekat dan mulai dari kecil, seperti pengusaha ini yang memulai dari 3.000 ekor.
- Tingkatkan etos kerja dan disiplin, karena yang membedakan bisnis sukses bukan hanya modal tapi juga eksekusi.
- Pilihlah spesialisasi yang tepat dan kuasai pasar lokal.
- Pastikan manajemen operasional berjalan lancar, terutama jika produksi bergantung pada faktor teknis (seperti listrik, blower, ventilasi).
- Jangan takut gagal, kegagalan adalah bagian dari proses menuju scale up.



