Insiden kericuhan yang terjadi dalam acara Job Fair "Bekasi Pasti Kerja" di President University Convention Centre, Jababeka, Cikarang Utara, pada Selasa (27/5), mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Ketua Umum Ikatan Pengusaha Kenshuusei Indonesia (IKAPEKSI), Pranyoto Widodo, mengungkapkan keprihatinannya atas peristiwa tersebut.
Dalam pernyataan resminya pada Rabu (28/5), Pranyoto menyayangkan terjadinya kericuhan yang melibatkan ribuan pencari kerja, terutama dari kalangan generasi muda. Ia menilai bahwa kejadian tersebut mencerminkan tingginya antusiasme masyarakat dalam mencari pekerjaan, namun juga menunjukkan perlunya pengelolaan yang lebih baik dalam penyelenggaraan acara serupa.
"Saya sangat menyayangkan kejadian ricuh di job fair Bekasi kemarin. Ini menunjukkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat, khususnya generasi muda, dalam mencari peluang kerja. Namun, kericuhan ini juga mencerminkan perlunya pengelolaan yang lebih baik dalam acara serupa," ujar Pranyoto.
Sebagai solusi, Pranyoto mendorong generasi muda, khususnya Gen Z, untuk mempertimbangkan peluang kerja di luar negeri, salah satunya Jepang. Ia menjelaskan bahwa program magang dan penempatan kerja di Jepang, yang difasilitasi oleh IKAPEKSI, dapat menjadi alternatif menjanjikan untuk meningkatkan keterampilan dan kesejahteraan.
"Sebagai alumni program magang Jepang, kami di IKAPEKSI melihat potensi besar bagi Gen Z untuk berkarier di luar negeri, terutama di Jepang. Program magang tidak hanya memberikan pengalaman kerja, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan diri dan peningkatan kesejahteraan," tambahnya.
IKAPEKSI, sebagai asosiasi pengusaha yang berfokus pada pengembangan dan pemberdayaan tenaga kerja magang Jepang di Indonesia, berkomitmen untuk terus mendukung generasi muda dalam meraih peluang kerja yang lebih baik, baik di dalam maupun luar negeri.
Sementara itu, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyatakan bahwa kericuhan dalam acara job fair tersebut bukan disebabkan oleh minimnya lowongan kerja, melainkan karena ketidaksiapan manajemen pelaksana dalam menggelar bursa kerja. Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Kemenaker, Anwar Sanusi, menekankan pentingnya koordinasi antara penyelenggara job fair dengan Kemenaker untuk memastikan pelaksanaan acara yang lebih baik di masa mendatang.
Dengan adanya insiden ini, diharapkan para pencari kerja, khususnya generasi muda, dapat lebih proaktif dalam mencari informasi dan mempersiapkan diri untuk berbagai peluang kerja, termasuk yang tersedia di luar negeri.